Minggu, 30 Maret 2014

Contoh Paper : Kepemimpinan dalam Islam

PAPER PESANTREN ENERGY

“ KEPEMIMPINAN DALAM ISLAM “

6997_3244572848898_165629749_n (2).jpg













Disusun oleh:
Sulfi Amalia
Fakultas Hukum
NIM. 13.110410.3874


UNIVERSITAS PROKLAMASI 45 YOGYAKARTA
TAHUN AKADEMIK 2013/2014

KATA PENGANTAR

            Alhamdulillaah..Puji syukur kehadirat Allah SWT atas segala limpahan rahmat dan hidayah-Nya kepada kita. Solawat serta salam senantiasa tetap tercurahkan kepada junjungan kita Nabi Besar Muhammad saw. yang telah membawa kita dari jaman jahiliyah menuju jaman yang penuh terang benderang ini.
            Dengan jangka waktu sekitar tiga minggu, akhirnya tugas paper yang berjudul “ Kepemimpinan dalam Islam” ini akhirnya telah terselesaikan. Tugas ini diajukan sebagai salah satu tugas dari Pembina Pesantren Energy.
            Tak lupa saya ingin mengucapakan terima kasih kepada Ustadz Muhammad dan Bapak Drs. Idham Ibty, S.IP, M.Si yang selalu memberikan bimbingan serta arahan-arahan tentang segala materi dan penyusunan serta penulisan paper ini, sehingga penulis dapat menyelesaikan tugas ini.
Tak ada gading yang tak retak. Dalam penulisan serta penyusunan paper ini penulis tentu memiliki kekurangan. Oleh karena itu, penulis mohon maaf yang tiada hingga jika paper ini tidak sempurna dan terdapat banyak kesalahan.
            Demi kesempurnaan paper ini, penulis sangat membutuhkan peran dari pembaca. Untuk itu, kritik dan saran sangat kami perlukan demi perbaikan Karya paper  ini. Semoga paper ini bermanfaat dalam dunia pendidikan. Terima kasih…

                                                                                                     Yogyakarta, 26 Maret 2014

                                                                                                                        Penulis

           
                                                                                                                   Sulfi Amalia




BAB I
PENDAHULUAN
1.1     Latar Belakang
Pemimpin dan kepemimpinan merupakan persoalan keseharian dalam kehidupan bermasyarakat, berorganisasi, berusaha, berbangsa dan bernegara. Kemajuan dan kemunduran masyarakat, organisasi, usaha, bangsa dan megara antara lain dipengaruhi oleh para pemimpinnya Pemimpin dan Kepemimpinan merupakan dua elemen yang saling berkaitan. Artinya, kepemimpinan (style of the leader) merupakan cerminan dari karakter/perilaku pemimpinnya (leader behavior). Perpaduan atau sintesis antara “leader behavior dengan leader style” merupakan kunci keberhasilan pengelolaan organisasi; atau dalam skala yang lebih luas adalah pengelolaan daerah atau wilayah, dan bahkan Negara.
Pemimpin adalah seseorang yang diberi kedudukan tertentu dan dan bertindak sesuai dengan kedudukannya tersebut. Pemimpin juga adalah seorang ahli dalam organisasi / masyarakat yang diharapkan menggunakan pengaruh dalam melaksana dan mencapai visi dan misi institusi / lembaga yang dipimpinnya. Dia adalah memimpin dan bukan menggunakan kedudukan untuk memimpin. Sedangkan kepemimpinan adalah suatu peranan dan proses mempengaruhi orang lain.
Kepemimpinan merupakan hal yang sangat fundamental dalam menjalankan roda pemerintahan. Kepemimpinan itu pun tidak terlepaskan dengan pemimpin itu sendiri karena keduanya merupakan satu kesatuan yang sangat berkaitan. Ini adalah menggambarkan bahwa kepemimpinan dan pemimpin sangatlah penting. Hal ini disebabkan karena untuk mewujudkan kesejahteraan bagi umat manusia. Selain itu, juga bisa untuk menciptakan hubungan keseimbangan antara pemimpin dan orang yang dipimpin. Hal itu akan tercapai jika dalam pemimpin menggunakan sifat kepemimpinan dalam islam dalam memimpin.

1.2     Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang di atas, penulis ingin menuliskan beberapa rumusan masalah dalam paper ini, antara lain adalah sebagai berikut.
1.2.1     Bagaimana konsep kepemimpinan menurut islam ?
1.2.2     Bagaimana dalil atau ayat-ayat Allah tentang tugas seorang pemimpin
            sebagai khalifah di bumi ?
1.2.3     Bagaimana kriteria seorang pemimpin dalam islam ?

1.3     Tujuan
1.3.1     Untuk mengetahui konsep kepemimpinan dalam islam.
1.3.2     Untuk mengetahui dalil naqli tentang tugas seorang pemimpin sebagai
            khalifah di bumi.
1.3.3     Untuk mengetahui kriteria seorang pemimpin dalam islam.

















BAB II
PEMBAHASAN
2.1     Konsep Kepemimpinan dalam Islam
Konsep kepemimpinan dalam islam merupakan usaha menyeru manusia kepada amar makruf nahi mungkar, menyeru berbuat kebaikan dan melarang manusia berbuat keburukan. Kepemimpinan Islam adalah perwujudan dari keimanan dan amal saleh. Oleh karena itu seorang pemimpin yang mementingkan diri, kelompok, keluarga, kedudukannya dan hanya bertujuan untuk kebendaan, penumpukan harta, bukanlah kepemimpinan Islam yang sebenarnya meskipun si pemimpin tersebut beragama Islam, berlabelkan Islam. Sebagaimana dipahami, bahwa tidak semua orang layak, mampu atau berhak memimpin. Kepemimpinan adalah bagi dia atau mereka yang layak dan berhak saja. Sejumlah pendapat mengatakan bahwa dianggap telah melakukan satu pengkhianatan terhadap agama apabila diangkat seorang pemimpin yang tidak layak. Di dalam Islam, pemimpin kadangkala disebut imam tapi juga khalifah. Dalam shalat berjamaah, imam berarti orang yang didepan. Secara harfiyah, imam berasal dari kata amma, ya’ummu yang artinya menuju, menumpu dan meneladani. Ini berarti seorang imam atau pemimpin harus selalu didepan guna memberi keteladanan atau kepeloporan dalam segala bentuk kebaikan. Disamping itu, pemimpin disebut juga dengan khalifah yang berasal dari kata khalafa yang berarti di belakang, karenanya khalifah dinyatakan sebagai pengganti karena memang pengganti itu dibelakang atau datang sesudah yang digantikan. Kalau pemimpin itu disebut khalifah, itu artinya ia harus bisa berada di belakang untuk menjadi pendorong diri dan orang yang dipimpinnya untuk maju dalam menjalani kehidupan yang baik dan benar sekaligus mengikuti kehendak dan arah yang dituju oleh orang yang dipimpinnya kearah kebenaran Kepemimpinan Rasulullah Kepemimpinan Rasulullah s.a.w. merupakan contoh terbaik dalam menghayati nilai-nilai kepemimpinan . Baginda telah meletakkan kepentingan umat Islam mengatasi segala kepentingan diri dan keluarga. Sifat-sifat kepemimpinan yang dihayati dan ditonjolkan baginda telah menjadi rujukan para pengikut beliau di sepanjang zaman dan setiap generasi. Rasulullah SAW telah memberikan gambaran yang sangat rinci bagaimana beliau bersikap sebagai seorang pemimpin; tidak pamer kemewahan dan tidak pula angkuh dengan jabatan yang beliau sandang. Sebaliknya Rasulullah SAW senantiasa menampilkan sikap keramahannya kepada umatnya, menyebarkan salam, menyantuni yang kecil, menghormati yang tua, peduli pada sesama dan selalu tunduk dan takut kepada Allah SWT. Dzat yang telah memberikan tugas dan tanggung jawab ke pundaknya. Meskipun Beliau telah wafat ribuan tahun yang lalu, tetapi pengaruhnya tetap abadi hingga sekarang, tidak lapuk dimakan zaman dan tidak lekang dimakan usia. Kepemimpinan adalah pengaruh. Makin kuat kepemimpinan seseorang, akan makin kuat pula pengaruhnya. Begitu pula dengan Rasulullah. Lalu, pemimpin seperti apakah Rasulullah saw. sehingga pengaruhnya bisa menembus relung hati kita?

2.2     Dalil Naqli tentang Tugas Seorang Pemimpin sebagai Khalifah di Bumi
Pada prinsipnya menurut Islam setiap orang adalah pemimpin. Ini sejalan dengan fungsi dan peran manusia di muka bumi sebagai khalifahtullah, yang diberi tugas untuk senantiasa mengabdi dan beribadah kepada-Nya
Berikut di bawah ini adalah beberapa dalil yang berkaitan dengan tugas pemimpin sebagai khalifah.

"Kami telah menjadikan mereka itu sebagai pemimpin-pemimpin yang memberi petunjuk dengan perintah Kami dan telah Kami wahyukan kepada mereka mengerjakan kebajikan, mendirikan sembahyang, menunaikan zakat, dan hanya kepada Kamilah mereka selalu menyembah". (Al-Anbiya’: 73)

"Dan Kami jadikan di antara mereka itu pemimpin-pemimpin yang memberi petunjuk dengan perintah Kami ketika mereka sabar. Dan adalah mereka meyakini ayat-ayat Kami". (As-Sajdah: 24)

“Wahai orang-orang yang beriman, jadilah kamu orang yang benar-benar menegakkan keadilan, menjadi saksi karena Allah biarpun terhadap dirimu sendiri atau bapak ibu dan kaum kerabatmu. Jika ia kaya atau miskin, Allah lebih mengetahui kemaslahatan keduanya”. (Qs. An-Nisa; 4: 135)

“Hai orang-orang yang beriman! Tegakkanlah keadilan sebagai saksi karena Allah. Dan janganlah rasa benci mendorong kamu berlaku tidak adil. Berlaku adillah, karena itu lebih dekat dengan taqwa…” (Q.s. Al-Maidah 5: 8)

"Sesungguhnya Allah menyuruh kamu menyampaikan amanat kepada yang berhak menerimanya, dan (menyuruh kamu) apabila menetapkan hukum di antara manusia supaya kamu menetapkan dengan adil. Sesungguhnya Allah memberi pengajaran yang sebaik-baiknya kepadamu. Sesungguhnya Allah adalah Maha Mendengar lagi Maha Melihat". (An-Nisa’ : 58)

” Hai Daud, sesungguhnya Kami menjadikan kamu khalifah (penguasa) di muka bumi, maka berilah keputusan (perkara) di antara manusia dengan adil dan janganlah kamu mengikuti hawa nafsu, karena ia akan menyesatkan kamu dari jalan Allah SWT. Sesungguhnya orang-orang yang sesat dari jalan Allah SWT akan mendapat azab yang berat, karena mereka melupakan hari perhitungan.” (Qs Shad: 26)

2.3     Kriteria Seorang Pemimpin dalam Islam
Setiap manusia yang terlahir dibumi dari yang pertama hingga yang terakhir adalah seorang pemimpin, setidaknya ia adalah seorang pemimpin bagi dirinya sendiri. Bagus tidaknya seorang pemimpin pasti berimbas kepada apa yang dipimpin olehnya. Karena itu menjadi pemimpin adalah amanah yang harus dilaksanakan dan dijalankan dengan baik oleh pemimpin tersebut,karena kelak Allah akan meminta pertanggungjawaban atas kepemimpinannya itu. Adanya banyak kriteria yang diinginkan dalam islam terhadap seorang pemimpin, 10 diantaranya adalah sebagai berikut.
1.    Beriman dan Beramal Shaleh
Ini sudah pasti tentunya. Kita harus memilih pemimpin orang yang beriman, bertaqwa, selalu menjalankan perintah Allah dan rasulnya. Karena ini merupakan jalan kebenaran yang membawa kepada kehidupan yang damai, tentram, dan bahagia dunia maupun akhirat. Disamping itu juga harus yang mengamalkan keimanannya itu yaitu dalam bentuk amal soleh.
2.    Niat yang Lurus 
“Sesungguhnya setiap amal perbuatan tergantung pada niatnya. Dan sesungguhnya setiap orang (akan dibalas) sesuai dengan niatnya. Barangsiapa yang hijrahnya karena Allah dan Rasul-Nya, maka hijrahnya kepada Allah dan Rasul-Nya. Dan barangsiapa yang hijrahnya karena urusan dunia yang ingin digapainya atau karena seorang wanita yang ingin dinikahinya, maka hijrahnya sesuai dengan apa yang diniatkannya tersebut”
Karena itu hendaklah menjadi seorang pemimpin hanya karena mencari keridhoan ALLAH saja dan sesungguhnya kepemimpinan atau jabatan adalah tanggung jawab dan beban, bukan kesempatan dan kemuliaan.
3.    Laki-Laki 
Dalam Al-qur'an surat An nisaa' (4) :34 telah diterangkan bahwa laki laki adalah pemimpin dari kaum wanita.
“Kaum laki-laki itu adalah pemimpin bagi kaum wanita, oleh karena Allah telah melebihkan sebagian mereka (laki-laki) atas sebagian yang lain (perempuan), dan karena mereka (laki-laki) telah menafkahkan sebagian dari harta mereka. Sebab itu maka wanita yang saleh ialah yang ta’at kepada Allah lagi memelihara diri (maksudnya tidak berlaku serong ataupun curang serta memelihara rahasia dan harta suaminya) ketika suaminya tidak ada, oleh karena Allah telah memelihara “
“Tidak akan beruntung suatu kaum yang menyerahkan urusan (kepemimpinan) mereka kepada seorang wanita.”(Hadits Riwayat Al-Bukhari dari Hadits Abdur Rahman bin Abi Bakrah dari ayahnya).
4.    Tidak Meminta Jabatan
Rasullullah bersabda kepada Abdurrahman bin Samurah Radhiyallahu’anhu,
”Wahai Abdul Rahman bin samurah! Janganlah kamu meminta untuk menjadi pemimpin. Sesungguhnya jika kepemimpinan diberikan kepada kamu karena permintaan, maka kamu akan memikul tanggung jawab sendirian, dan jika kepemimpinan itu diberikan kepada kamu bukan karena permintaan, maka kamu akan dibantu untuk menanggungnya.” (Riwayat Bukhari dan Muslim)
5.    Berpegang pada Hukum Allah
Ini salah satu kewajiban utama seorang pemimpin. Allah berfirman,
”Dan hendaklah kamu memutuskan perkara diantara mereka menurut apa yang diturunkan Allah, dan janganlah kamu mengikuti hawa nafsu mereka.” (al-Maaidah:49).
6.    Memutuskan Perkara Dengan Adil
Rasulullah bersabda, ”Tidaklah seorang pemimpin mempunyai perkara kecuali ia akan datang dengannya pada hari kiamat dengan kondisi terikat, entah ia akan diselamatkan oleh keadilan, atau akan dijerusmuskan oleh kezhalimannya.” (Riwayat Baihaqi dari Abu Hurairah dalam kitab Al-Kabir).
7.    Menasehati rakyat
Rasulullah bersabda, ”Tidaklah seorang pemimpin yang memegang urusan kaum Muslimin lalu ia tidak bersungguh-sungguh dan tidak menasehati mereka, kecuali pemimpin itu tidak akan masuk surga bersama mereka (rakyatnya).”



8.    Tidak Menerima Hadiah
Seorang rakyat yang memberikan hadiah kepada seorang pemimpin pasti mempunyai maksud tersembunyi, entah ingin mendekati atau mengambil hati.Oleh karena itu, hendaklah seorang pemimpin menolak pemberian hadiah dari rakyatnya. Rasulullah bersabda, ” Pemberian hadiah kepada pemimpin adalah pengkhianatan.” (Riwayat Thabrani).
9.    Tegas
Ini merupakan sikap seorang pemimpin yang selalu di idam-idamkan oleh rakyatnya. Tegas bukan berarti otoriter, tapi tegas maksudnya adalah yang benar katakan benar dan yang salah katakan salah serta melaksanakan aturan hukum yang sesuai dengan Allah, SWT dan rasulnya.
10. Lemah Lembut 
Doa Rasullullah : "Ya Allah, barangsiapa mengurus satu perkara umatku lalu ia mempersulitnya, maka persulitlah ia, dan barang siapa yang mengurus satu perkara umatku lalu ia berlemah lembut kepada mereka, maka berlemah lembutlah kepadanya"
Selain poin- poin yang ada di atas seorang pemimpin dapat dikatakan baik bila ia memiliki STAF. STAF disini bukanlah staf dari pemimpin, melainkan sifat yang harus dimiliki oleh pemimpin tersebut. STAF yang dimaksud di sini adalah Sidiq (jujur), Tablig (menyampaikan), Amanah (dapat dipercaya), dan Fatonah (cerdas).
Bila seorang pemimpin itu jujur maka tidak adalagi KPK karena tidak adalagi korupsi yang terjadi dan jujur itu membawa ketenangan, kitapun diperintahkan jujur walaupun itu menyakitkan.Tablig adalah menyampaikan, menyampaikan disini dapat berupa informasi juga yang lain. Selain menyampaikan seorang pemimpin juga tidak boleh menutup diri saat diperlukan rakyatnya karena Rasulullah bersabda,  ”Tidaklah seorang pemimpin atau pemerintah yang menutup pintunya terhadap kebutuhan, hajat, dan kemiskinan kecuali Allah akan menutup pintu-pintu langit terhadap kebutuhan, hajat, dan kemiskinannya.” (Riwayat Imam Ahmad dan At-Tirmidzi).
Amanah berarti dapat dipercaya. Rasulullah bersabda,
” Jika seorang pemimpin menyebarkan keraguan dalam masyarakat, ia akan merusak mereka.” (Riwayat Imam Ahmad, Abu Dawud, dan Al-hakim). 
Karena itu seorang pemimpin harus ahli sehingga dapat dipercaya.Fatonah ialah cerdas. Seorang pemimpin tidak hanya perlu jujur, dapat dipercaya, dan dapat menyampaikan tetapi juga cerdas. Karena jika seorang pemimpin tidak cerdas maka ia tidak dapat menyelesaikan masalah rakyatnya dan ia tidak dapat memajukan apa yang dipimpinnya.
Setelah kita mengetahui sebagian ciri- ciri pemimpin menurut islam. Marilah kita memilih dan membuat diri kita mendekati bahkan jika bisa menjadi seperti ciri- ciri pemimpin diatas karena kita merupakan Mahasiswa dan sebagai penerus bangsa.

















BAB III
PENUTUP
3.1     Simpulan
Konsep kepemimpinan dalam islam merupakan usaha menyeru manusia kepada amar makruf nahi mungkar, menyeru berbuat kebaikan dan melarang manusia berbuat keburukan. Dalil naqli tentang tugas seorang pemimpin sebagai khalifah di bumi dapat dilihat dalam Qs. Al-Anbiya’: 73 , Qs. As-Sajdah: 24 , Qs. An-Nisa: 135 , Q.s. Al-Maidah : 8 ,Qs. An-Nisa’ : 58 , Qs. Shad: 26. Ada beberapa kriteria pemimpin dalam islam, yaitu Beriman dan beramal shaleh; Niat yang lurus; Laki-laki; Tidak meminta jabatan; Berpegang pada hukum Allah; Memutuskan perkara dengan adil; Menasehati rakyat; Tidak menerima hadiah; Tegas; Lemah lembut. Selain itu, seorang pemimpin dapat dikatakan baik bila ia memiliki STAF, yaitu Sidiq (jujur), Tablig (menyampaikan), Amanah (dapat dipercaya), dan Fatonah (cerdas).
3.2     Saran
Setelah kita mengetahui sebagian ciri- ciri pemimpin menurut islam. Marilah kita memilih dan membuat diri kita mendekati bahkan jika bisa menjadi seperti ciri- ciri pemimpin yang memiliki sifat-sifat kepemimpinan dalam islam karena kita merupakan mahasiswa dan sebagai penerus bangsa.











DAFTAR PUSTAKA













6 komentar:

  1. Papernya sdh bagus de, tp kk mau tanya yang dimaksud islam disini adalah agamanya atau budayanya, atau orang-orangnya? :)

    BalasHapus
    Balasan
    1. Lebih tepatnya untuk orang-orangnya kak, karena disini yang dibahas adalah kepemimpinan, jadi yng dibutuhkan adalah peran dari orang islam itu sendiri.

      Hapus
  2. Komentar ini telah dihapus oleh pengarang.

    BalasHapus
  3. ocelah klo bgt,
    dengan harapan semoga suatu waktu admin bisa merilis tulisan tentang kepemimpinan dari sudut pandang hukum tata negara, lalu jika dipersandingkan dengan kepemimpinan dari sudut pandang agama islam, akan jad seperti apa...:)
    trims

    BalasHapus
  4. sepertinya blum ada lagi ni, artikel2 yang baru :)

    BalasHapus

Wikipedia

Hasil penelusuran