PAPER
PESANTREN ENERGY
“ KEPEMIMPINAN DALAM ISLAM “

Disusun oleh:
Sulfi Amalia
Fakultas Hukum
NIM. 13.110410.3874
UNIVERSITAS
PROKLAMASI 45 YOGYAKARTA
TAHUN
AKADEMIK 2013/2014
KATA
PENGANTAR
Alhamdulillaah..Puji
syukur kehadirat Allah SWT atas segala limpahan rahmat dan hidayah-Nya kepada
kita. Solawat serta salam senantiasa tetap tercurahkan kepada junjungan kita
Nabi Besar Muhammad saw. yang telah membawa kita dari jaman jahiliyah menuju
jaman yang penuh terang benderang ini.
Dengan
jangka waktu sekitar tiga minggu, akhirnya tugas paper yang berjudul “
Kepemimpinan dalam Islam” ini akhirnya telah terselesaikan. Tugas ini diajukan
sebagai salah satu tugas dari Pembina Pesantren Energy.
Tak
lupa saya ingin mengucapakan terima kasih kepada Ustadz Muhammad dan Bapak Drs.
Idham Ibty, S.IP, M.Si yang selalu memberikan bimbingan serta arahan-arahan
tentang segala materi dan penyusunan serta penulisan paper ini, sehingga penulis
dapat menyelesaikan tugas ini.
Tak ada gading yang tak
retak. Dalam penulisan serta penyusunan paper ini penulis tentu memiliki
kekurangan. Oleh karena itu, penulis mohon maaf yang tiada hingga jika paper ini
tidak sempurna dan terdapat banyak kesalahan.
Demi
kesempurnaan paper ini, penulis sangat membutuhkan peran dari pembaca. Untuk
itu, kritik dan saran sangat kami perlukan demi perbaikan Karya paper ini. Semoga paper ini bermanfaat dalam dunia
pendidikan. Terima kasih…
Yogyakarta,
26 Maret 2014
Penulis
Sulfi Amalia
BAB
I
PENDAHULUAN
1.1
Latar
Belakang
Pemimpin dan kepemimpinan merupakan
persoalan keseharian dalam kehidupan bermasyarakat, berorganisasi, berusaha,
berbangsa dan bernegara. Kemajuan dan kemunduran masyarakat, organisasi, usaha,
bangsa dan megara antara lain dipengaruhi oleh para pemimpinnya Pemimpin dan
Kepemimpinan merupakan dua elemen yang saling berkaitan. Artinya, kepemimpinan
(style of the leader) merupakan cerminan dari karakter/perilaku pemimpinnya
(leader behavior). Perpaduan atau sintesis antara “leader behavior dengan
leader style” merupakan kunci keberhasilan pengelolaan organisasi; atau dalam
skala yang lebih luas adalah pengelolaan daerah atau wilayah, dan bahkan
Negara.
Pemimpin
adalah seseorang yang diberi kedudukan tertentu dan dan bertindak sesuai dengan
kedudukannya tersebut. Pemimpin juga adalah seorang ahli dalam organisasi /
masyarakat yang diharapkan menggunakan pengaruh dalam melaksana dan mencapai
visi dan misi institusi / lembaga yang dipimpinnya. Dia adalah memimpin dan
bukan menggunakan kedudukan untuk memimpin. Sedangkan kepemimpinan adalah suatu
peranan dan proses mempengaruhi orang lain.
Kepemimpinan
merupakan hal yang sangat fundamental dalam menjalankan roda pemerintahan.
Kepemimpinan itu pun tidak terlepaskan dengan pemimpin itu sendiri karena
keduanya merupakan satu kesatuan yang sangat berkaitan. Ini adalah
menggambarkan bahwa kepemimpinan dan pemimpin sangatlah penting. Hal ini disebabkan
karena untuk mewujudkan kesejahteraan bagi umat manusia. Selain itu, juga bisa
untuk menciptakan hubungan keseimbangan antara pemimpin dan orang yang
dipimpin. Hal itu akan tercapai jika dalam pemimpin menggunakan sifat
kepemimpinan dalam islam dalam memimpin.
1.2
Rumusan
Masalah
Berdasarkan
latar belakang di atas, penulis ingin menuliskan beberapa rumusan masalah dalam
paper ini, antara lain adalah sebagai berikut.
1.2.1
Bagaimana konsep kepemimpinan menurut
islam ?
1.2.2
Bagaimana dalil atau ayat-ayat Allah
tentang tugas seorang pemimpin
sebagai khalifah di bumi ?
1.2.3
Bagaimana kriteria seorang pemimpin
dalam islam ?
1.3
Tujuan
1.3.1
Untuk mengetahui konsep kepemimpinan
dalam islam.
1.3.2
Untuk mengetahui dalil naqli tentang
tugas seorang pemimpin sebagai
khalifah di bumi.
1.3.3
Untuk mengetahui kriteria seorang
pemimpin dalam islam.
BAB II
PEMBAHASAN
2.1
Konsep
Kepemimpinan dalam Islam
Konsep
kepemimpinan dalam islam merupakan usaha menyeru manusia kepada amar makruf
nahi mungkar, menyeru berbuat kebaikan dan melarang manusia berbuat keburukan.
Kepemimpinan Islam adalah perwujudan dari keimanan dan amal saleh. Oleh karena
itu seorang pemimpin yang mementingkan diri, kelompok, keluarga, kedudukannya
dan hanya bertujuan untuk kebendaan, penumpukan harta, bukanlah kepemimpinan
Islam yang sebenarnya meskipun si pemimpin tersebut beragama Islam, berlabelkan
Islam. Sebagaimana dipahami, bahwa tidak semua orang layak, mampu atau berhak
memimpin. Kepemimpinan adalah bagi dia atau mereka yang layak dan berhak saja.
Sejumlah pendapat mengatakan bahwa dianggap telah melakukan satu pengkhianatan
terhadap agama apabila diangkat seorang pemimpin yang tidak layak. Di dalam
Islam, pemimpin kadangkala disebut imam tapi juga khalifah. Dalam shalat
berjamaah, imam berarti orang yang didepan. Secara harfiyah, imam berasal dari
kata amma, ya’ummu yang artinya menuju, menumpu dan meneladani. Ini berarti
seorang imam atau pemimpin harus selalu didepan guna memberi keteladanan atau
kepeloporan dalam segala bentuk kebaikan. Disamping itu, pemimpin disebut juga
dengan khalifah yang berasal dari kata khalafa yang berarti di belakang,
karenanya khalifah dinyatakan sebagai pengganti karena memang pengganti itu
dibelakang atau datang sesudah yang digantikan. Kalau pemimpin itu disebut
khalifah, itu artinya ia harus bisa berada di belakang untuk menjadi pendorong
diri dan orang yang dipimpinnya untuk maju dalam menjalani kehidupan yang baik
dan benar sekaligus mengikuti kehendak dan arah yang dituju oleh orang yang
dipimpinnya kearah kebenaran Kepemimpinan Rasulullah Kepemimpinan Rasulullah
s.a.w. merupakan contoh terbaik dalam menghayati nilai-nilai kepemimpinan .
Baginda telah meletakkan kepentingan umat Islam mengatasi segala kepentingan
diri dan keluarga. Sifat-sifat kepemimpinan yang dihayati dan ditonjolkan
baginda telah menjadi rujukan para pengikut beliau di sepanjang zaman dan
setiap generasi. Rasulullah SAW telah memberikan gambaran yang sangat rinci
bagaimana beliau bersikap sebagai seorang pemimpin; tidak pamer kemewahan dan
tidak pula angkuh dengan jabatan yang beliau sandang. Sebaliknya Rasulullah SAW
senantiasa menampilkan sikap keramahannya kepada umatnya, menyebarkan salam,
menyantuni yang kecil, menghormati yang tua, peduli pada sesama dan selalu
tunduk dan takut kepada Allah SWT. Dzat yang telah memberikan tugas dan
tanggung jawab ke pundaknya. Meskipun Beliau telah wafat ribuan tahun yang
lalu, tetapi pengaruhnya tetap abadi hingga sekarang, tidak lapuk dimakan zaman
dan tidak lekang dimakan usia. Kepemimpinan adalah pengaruh. Makin kuat
kepemimpinan seseorang, akan makin kuat pula pengaruhnya. Begitu pula dengan
Rasulullah. Lalu, pemimpin seperti apakah Rasulullah saw. sehingga pengaruhnya
bisa menembus relung hati kita?
2.2
Dalil
Naqli tentang Tugas Seorang Pemimpin sebagai Khalifah di Bumi
Pada
prinsipnya menurut Islam setiap orang adalah pemimpin. Ini sejalan dengan
fungsi dan peran manusia di muka bumi sebagai khalifahtullah, yang diberi tugas
untuk senantiasa mengabdi dan beribadah kepada-Nya
Berikut di bawah ini adalah beberapa
dalil yang berkaitan dengan tugas pemimpin sebagai khalifah.
"Kami
telah menjadikan mereka itu sebagai pemimpin-pemimpin yang memberi petunjuk
dengan perintah Kami dan telah Kami wahyukan kepada mereka mengerjakan
kebajikan, mendirikan sembahyang, menunaikan zakat, dan hanya kepada Kamilah
mereka selalu menyembah". (Al-Anbiya’: 73)
"Dan
Kami jadikan di antara mereka itu pemimpin-pemimpin yang memberi petunjuk dengan
perintah Kami ketika mereka sabar. Dan adalah mereka meyakini ayat-ayat
Kami". (As-Sajdah: 24)
“Wahai
orang-orang yang beriman, jadilah kamu orang yang benar-benar menegakkan
keadilan, menjadi saksi karena Allah biarpun terhadap dirimu sendiri atau bapak
ibu dan kaum kerabatmu. Jika ia kaya atau miskin, Allah lebih mengetahui
kemaslahatan keduanya”. (Qs. An-Nisa; 4: 135)
“Hai
orang-orang yang beriman! Tegakkanlah keadilan sebagai saksi karena Allah. Dan
janganlah rasa benci mendorong kamu berlaku tidak adil. Berlaku adillah, karena
itu lebih dekat dengan taqwa…” (Q.s. Al-Maidah 5: 8)
"Sesungguhnya
Allah menyuruh kamu menyampaikan amanat kepada yang berhak menerimanya, dan
(menyuruh kamu) apabila menetapkan hukum di antara manusia supaya kamu menetapkan
dengan adil. Sesungguhnya Allah memberi pengajaran yang sebaik-baiknya
kepadamu. Sesungguhnya Allah adalah Maha Mendengar lagi Maha Melihat".
(An-Nisa’ : 58)
”
Hai Daud, sesungguhnya Kami menjadikan kamu khalifah (penguasa) di muka bumi,
maka berilah keputusan (perkara) di antara manusia dengan adil dan janganlah
kamu mengikuti hawa nafsu, karena ia akan menyesatkan kamu dari jalan Allah
SWT. Sesungguhnya orang-orang yang sesat dari jalan Allah SWT akan mendapat
azab yang berat, karena mereka melupakan hari perhitungan.” (Qs Shad: 26)
2.3 Kriteria Seorang Pemimpin dalam Islam
Setiap manusia
yang terlahir dibumi dari yang pertama hingga yang terakhir adalah seorang
pemimpin, setidaknya ia adalah seorang pemimpin bagi dirinya sendiri. Bagus
tidaknya seorang pemimpin pasti berimbas kepada apa yang dipimpin olehnya.
Karena itu menjadi pemimpin adalah amanah yang harus dilaksanakan dan
dijalankan dengan baik oleh pemimpin tersebut,karena kelak Allah akan meminta
pertanggungjawaban atas kepemimpinannya itu. Adanya banyak kriteria yang
diinginkan dalam islam terhadap seorang pemimpin, 10 diantaranya adalah sebagai
berikut.
1.
Beriman
dan Beramal Shaleh
Ini sudah
pasti tentunya. Kita harus memilih pemimpin orang yang beriman, bertaqwa,
selalu menjalankan perintah Allah dan rasulnya. Karena ini merupakan jalan
kebenaran yang membawa kepada kehidupan yang damai, tentram, dan bahagia dunia
maupun akhirat. Disamping itu juga harus yang mengamalkan keimanannya itu yaitu
dalam bentuk amal soleh.
2.
Niat
yang Lurus
“Sesungguhnya
setiap amal perbuatan tergantung pada niatnya. Dan sesungguhnya setiap orang
(akan dibalas) sesuai dengan niatnya. Barangsiapa yang hijrahnya karena Allah
dan Rasul-Nya, maka hijrahnya kepada Allah dan Rasul-Nya. Dan barangsiapa yang
hijrahnya karena urusan dunia yang ingin digapainya atau karena seorang wanita
yang ingin dinikahinya, maka hijrahnya sesuai dengan apa yang diniatkannya
tersebut”
Karena itu
hendaklah menjadi seorang pemimpin hanya karena mencari keridhoan ALLAH saja
dan sesungguhnya kepemimpinan atau jabatan adalah tanggung jawab dan beban,
bukan kesempatan dan kemuliaan.
3.
Laki-Laki
Dalam
Al-qur'an surat An nisaa' (4) :34 telah diterangkan bahwa laki laki adalah
pemimpin dari kaum wanita.
“Kaum
laki-laki itu adalah pemimpin bagi kaum wanita, oleh karena Allah telah
melebihkan sebagian mereka (laki-laki) atas sebagian yang lain (perempuan), dan
karena mereka (laki-laki) telah menafkahkan sebagian dari harta mereka. Sebab
itu maka wanita yang saleh ialah yang ta’at kepada Allah lagi memelihara diri
(maksudnya tidak berlaku serong ataupun curang serta memelihara rahasia dan
harta suaminya) ketika suaminya tidak ada, oleh karena Allah telah memelihara “
“Tidak akan
beruntung suatu kaum yang menyerahkan urusan (kepemimpinan) mereka kepada seorang
wanita.”(Hadits Riwayat Al-Bukhari dari Hadits Abdur Rahman bin Abi Bakrah dari
ayahnya).
4.
Tidak
Meminta Jabatan
Rasullullah
bersabda kepada Abdurrahman bin Samurah Radhiyallahu’anhu,
”Wahai Abdul Rahman bin samurah! Janganlah kamu meminta untuk menjadi pemimpin. Sesungguhnya jika kepemimpinan diberikan kepada kamu karena permintaan, maka kamu akan memikul tanggung jawab sendirian, dan jika kepemimpinan itu diberikan kepada kamu bukan karena permintaan, maka kamu akan dibantu untuk menanggungnya.” (Riwayat Bukhari dan Muslim)
”Wahai Abdul Rahman bin samurah! Janganlah kamu meminta untuk menjadi pemimpin. Sesungguhnya jika kepemimpinan diberikan kepada kamu karena permintaan, maka kamu akan memikul tanggung jawab sendirian, dan jika kepemimpinan itu diberikan kepada kamu bukan karena permintaan, maka kamu akan dibantu untuk menanggungnya.” (Riwayat Bukhari dan Muslim)
5.
Berpegang
pada Hukum Allah
Ini salah satu
kewajiban utama seorang pemimpin. Allah berfirman,
”Dan hendaklah kamu memutuskan perkara diantara mereka menurut apa yang diturunkan Allah, dan janganlah kamu mengikuti hawa nafsu mereka.” (al-Maaidah:49).
”Dan hendaklah kamu memutuskan perkara diantara mereka menurut apa yang diturunkan Allah, dan janganlah kamu mengikuti hawa nafsu mereka.” (al-Maaidah:49).
6.
Memutuskan
Perkara Dengan Adil
Rasulullah
bersabda, ”Tidaklah seorang pemimpin mempunyai perkara kecuali ia akan datang
dengannya pada hari kiamat dengan kondisi terikat, entah ia akan diselamatkan
oleh keadilan, atau akan dijerusmuskan oleh kezhalimannya.” (Riwayat Baihaqi
dari Abu Hurairah dalam kitab Al-Kabir).
7.
Menasehati
rakyat
Rasulullah
bersabda, ”Tidaklah seorang pemimpin yang memegang urusan kaum Muslimin lalu ia
tidak bersungguh-sungguh dan tidak menasehati mereka, kecuali pemimpin itu
tidak akan masuk surga bersama mereka (rakyatnya).”
8.
Tidak
Menerima Hadiah
Seorang rakyat
yang memberikan hadiah kepada seorang pemimpin pasti mempunyai maksud
tersembunyi, entah ingin mendekati atau mengambil hati.Oleh karena itu,
hendaklah seorang pemimpin menolak pemberian hadiah dari rakyatnya. Rasulullah
bersabda, ” Pemberian hadiah kepada pemimpin adalah pengkhianatan.” (Riwayat
Thabrani).
9.
Tegas
Ini merupakan
sikap seorang pemimpin yang selalu di idam-idamkan oleh rakyatnya. Tegas bukan
berarti otoriter, tapi tegas maksudnya adalah yang benar katakan benar dan yang
salah katakan salah serta melaksanakan aturan hukum yang sesuai dengan Allah,
SWT dan rasulnya.
10. Lemah Lembut
Doa
Rasullullah : "Ya Allah, barangsiapa mengurus satu perkara umatku lalu ia
mempersulitnya, maka persulitlah ia, dan barang siapa yang mengurus satu
perkara umatku lalu ia berlemah lembut kepada mereka, maka berlemah lembutlah
kepadanya"
Selain
poin- poin yang ada di atas seorang pemimpin dapat dikatakan baik bila ia memiliki
STAF. STAF disini bukanlah staf dari pemimpin, melainkan sifat yang harus
dimiliki oleh pemimpin tersebut. STAF yang dimaksud di sini adalah Sidiq (jujur),
Tablig (menyampaikan), Amanah (dapat dipercaya), dan Fatonah (cerdas).
Bila
seorang pemimpin itu jujur maka tidak adalagi KPK karena tidak adalagi korupsi
yang terjadi dan jujur itu membawa ketenangan, kitapun diperintahkan jujur
walaupun itu menyakitkan.Tablig adalah menyampaikan, menyampaikan disini dapat
berupa informasi juga yang lain. Selain menyampaikan seorang pemimpin juga
tidak boleh menutup diri saat diperlukan rakyatnya karena Rasulullah bersabda, ”Tidaklah seorang pemimpin atau
pemerintah yang menutup pintunya terhadap kebutuhan, hajat, dan kemiskinan
kecuali Allah akan menutup pintu-pintu langit terhadap kebutuhan, hajat, dan
kemiskinannya.” (Riwayat Imam Ahmad dan At-Tirmidzi).
Amanah berarti dapat dipercaya. Rasulullah bersabda,
Amanah berarti dapat dipercaya. Rasulullah bersabda,
”
Jika seorang pemimpin menyebarkan keraguan dalam masyarakat, ia akan merusak
mereka.” (Riwayat Imam Ahmad, Abu Dawud, dan Al-hakim).
Karena itu seorang pemimpin harus ahli sehingga dapat dipercaya.Fatonah ialah cerdas. Seorang pemimpin tidak hanya perlu jujur, dapat dipercaya, dan dapat menyampaikan tetapi juga cerdas. Karena jika seorang pemimpin tidak cerdas maka ia tidak dapat menyelesaikan masalah rakyatnya dan ia tidak dapat memajukan apa yang dipimpinnya.
Karena itu seorang pemimpin harus ahli sehingga dapat dipercaya.Fatonah ialah cerdas. Seorang pemimpin tidak hanya perlu jujur, dapat dipercaya, dan dapat menyampaikan tetapi juga cerdas. Karena jika seorang pemimpin tidak cerdas maka ia tidak dapat menyelesaikan masalah rakyatnya dan ia tidak dapat memajukan apa yang dipimpinnya.
Setelah kita mengetahui sebagian ciri-
ciri pemimpin menurut islam. Marilah kita memilih dan membuat diri kita
mendekati bahkan jika bisa menjadi seperti ciri- ciri pemimpin diatas karena
kita merupakan Mahasiswa dan sebagai penerus bangsa.
BAB III
PENUTUP
3.1
Simpulan
Konsep
kepemimpinan dalam islam merupakan usaha menyeru manusia kepada amar makruf
nahi mungkar, menyeru berbuat kebaikan dan melarang manusia berbuat keburukan.
Dalil naqli tentang tugas seorang pemimpin sebagai khalifah di bumi dapat
dilihat dalam Qs. Al-Anbiya’: 73 , Qs. As-Sajdah: 24 , Qs. An-Nisa: 135 , Q.s.
Al-Maidah : 8 ,Qs. An-Nisa’ : 58 , Qs. Shad: 26. Ada beberapa kriteria pemimpin
dalam islam, yaitu Beriman dan beramal shaleh; Niat yang lurus; Laki-laki;
Tidak meminta jabatan; Berpegang pada hukum Allah; Memutuskan perkara dengan
adil; Menasehati rakyat; Tidak menerima hadiah; Tegas; Lemah lembut. Selain itu,
seorang pemimpin dapat dikatakan baik bila ia memiliki STAF, yaitu Sidiq (jujur),
Tablig (menyampaikan), Amanah (dapat dipercaya), dan Fatonah (cerdas).
3.2
Saran
Setelah
kita mengetahui sebagian ciri- ciri pemimpin menurut islam. Marilah kita
memilih dan membuat diri kita mendekati bahkan jika bisa menjadi seperti ciri-
ciri pemimpin yang memiliki sifat-sifat kepemimpinan dalam islam karena kita merupakan
mahasiswa dan sebagai penerus bangsa.
DAFTAR PUSTAKA
Papernya sdh bagus de, tp kk mau tanya yang dimaksud islam disini adalah agamanya atau budayanya, atau orang-orangnya? :)
BalasHapusLebih tepatnya untuk orang-orangnya kak, karena disini yang dibahas adalah kepemimpinan, jadi yng dibutuhkan adalah peran dari orang islam itu sendiri.
HapusKomentar ini telah dihapus oleh pengarang.
BalasHapusocelah klo bgt,
BalasHapusdengan harapan semoga suatu waktu admin bisa merilis tulisan tentang kepemimpinan dari sudut pandang hukum tata negara, lalu jika dipersandingkan dengan kepemimpinan dari sudut pandang agama islam, akan jad seperti apa...:)
trims
sepertinya blum ada lagi ni, artikel2 yang baru :)
BalasHapusluar biasa tampilanya
BalasHapus